Magetan, Mataramanews.com – Tim sepakbola Milenial magetan U40 menundukan Ponorogo all Star 2 – 0 dalam lanjutan turnamen sepakbola Himapura Cup di lapangan Desa Kepuhrejo kecamatan takeran, Rabu ( 06/07 ).
Milenial magetan yang diperkuat pemain pemain berpengalaman seperti joker asal sragen, agus mukodi, surawan, agus vidic dan juga kiper legendaris persinga ngawi Lambang mulyono tampil menyerang sepanjang pertandingan.
Benteng pertahanan ponorogo all star yang di kawal Siswanto dan Bongguk Santoso harus jatuh bangun menahan serangan dari pemain pemain asal magetan ini, puncaknya pada menit ke 25 serangan melalui sisi kiri pertahanan ponorogo all star, agus vidic memberikan krosing ke jantung pertahanan ponorogo dan diselesaikan dengan baik oleh pemain milenial Supri.
ketinggalan 1-0 membuat ponorogo meningkatkan intensitas serangan, namun beberapa kali peluang yang di dapatkan gagal membuahkan gol, kedudukan 1-0 bertahan samapai turun minum.
Memasuki babak kedua Ponorogo all star langsung melakukan serangan, tapi lagi lagi pertahanan milenial yang di awaki agus mukodi dan joker ini masih terlalu rapat untuk penyerang penyerang ponorogo, sehingga Lambang mulyono yang berada di bawah mistar jarang sekali memegang bola.
Serangan serangan bergelombang milenial magetan kembali membuahkan hasil berawal dari bola mati, kapten tim surawan kembali merobek gawang ponorogo yang di jaga kiper ketiga imam, skor 2 – 0 untuk milenial bertahan hingga pertandingan selesai.
Pada menit menit akhir babak kedua pertandingan berjalan keras, tercatat wasit yang memimpin pertandingan ini mengeluarkan 3 kartu kuning satu untuk ponorogo dan dua untuk milenial magetan.
Lulut Kistono Official tim Milenial magetan seusai pertandingan mengatakan timnya bersyukur di perkuat oleh pemain pemain penuh pengalaman seperti joker dan kiper lambang yang menjadi bintang pada pertandingan ini, kalau tidak diperkuat pemain pemain penuh pengalaman, mungkin pertandingan ini tadi lain ceritanya karena pemain pemain ponorogo masih kenceng kenceng semua ” Tegas Lulut.
Komentar