MADIUN,mataramanews.com – Air mata Nurul Inaswatin seorang ibu asal Jalan Kilang Dwija, Kelurahan Pialngbango, Kecamatan Kartoharjo tak terbendung saat menerima uang asuransi sebesar Rp 42 juta, Selasa (23/3/2/21).
Uang itu diterima Nurul karena ia merupakan ahli waris mendiang suaminya, Supardi, yang selama ini ditanggung menjadi anggota Asuransi Bagi Tenaga Kerja Sektor Informal Kota (Siaga Kita).
Siaga Kota merupakan program jaminan asuransi yang digagas Pemkot Madiun untuk para pekerja informal di Kota Madiun. “Rasanya campur aduk, bapak sakit sudah lama, tujuh tahun. Saya senang, tetapi punya uang bapak sudah nggak ada,” kata Nurul sambil mengusap air matanya.
Nurul merupakan satu di antara tiga ahli waris yang menerima uang asuransi dari BPJS Ketenagakerjaan saat sosialisasi program pemkot, Selasa (23/3/2021).
Kantor Cabang Madiun BPJamsostek dan Dinas Tenaga Kerja Kota Madiun menggelar sosialisasi dan survey lapangan Program ‘Siaga Kita’ Pemkot Madiun bersama BPJS Ketenagakerjaan Madiun, di Restoran Ayam Goreng Pemuda Madiun.
Ibu tiga anak ini mengatakan, rencananya uang asuransi itu akan digunakan untuk membayar utang dan membiayai sekolah anak-anaknya. Sejak suaminya sakit, ia terpaksa berutang untuk membiayai sekolah anak-anaknya.
“Sejak 2013 sudah pakai alat pacu jantung jadi kerjanya tidak bisa maksimal,” kata wanita yang sehari-hari bekerja sebagai sales minuman kesehatan ini.
Ia mengucapkan terimakasih kepada BPJS Ketenagakerjaan dan Pemkot Madiun yang mengagas Siaga Kita. Selain untuk membayar utang, uang santunan akan digunakan untuk membiayai pendidikan dan kebutuhan sehari-hari.
“Saya berterimakasih kepada Pak Wali Kota Maidi dan BPJS Ketenagakerjaan. Saya ingat waktu itu Pak Maidi pernah bilang anak-anak di Kota Madiun harus pintar. Beliau berpesan, jangan sampai ketika ditinggal bapaknya, anaknya nggak bisa sekolah. Hari ini saya sangat merasakan manfaatnya,” kata Nurul.
Sementara Kepala Kantor Cabang Madiun BPJamsostek, Tito Harton, mengatakan, sosialisasi tersebut bertujuan agar masyarakat mengetahui manfaat dari program jaminan kematian dan jaminan kecelakaan kerja. “Kegiatan pagi ini juga mensosialisasikan kepada masyarakat, jadi tidak hanya membawa kartunya, tetapi juga tahu manfaatnya,” terang Tito.
Selain sosialisasi, kegiatan yang dihadiri oleh peserta BPJS Ketenagakerjaan serta perwakilan kelurahan dan kecamatan ini juga bertujuan mensinergikan agar program Siaga Kita yang diinisiasi Pemkot Madiun, dapat berjalan dengan baik.
“Kami menyerap data kendala di lapangan agar program ini dapat berjalan dengan baik. Oleh sebab itu diperlukan sinergitas antara Dinas Tenaga Kerja Kota Madiun, Kelurahan dan Kecamatan, Pekerja Sosial Masyarakat Kota Madiun,” jelas Tito.
Tito menambahkan, saat ini warga Kota Madiun yang sudah menjadi peserta dalam program Siaga Kita berjumlah 3611 orang.
Para peserta merupakan para pekerja informal, di antaranya pedagang keliling, pedagang kaki lima, kuli bangunan, tukang becak, pemulung, kuli angkut, buruh tani, tukang sampah, tukang las, tukang sol sepatu, hingga tukang gali sumur.
Kepala Dinas Tenaga Kerja, Koperasi Usaha Kecil dan Menengah, Agus Mursidi mengatakan, tahun ini ada tambahan 700 orang peserta. Siaga Kita merupakan upaya Pemkot Madiun untuk melindungi pekerja informal.
Setidaknya ada 56 jenis pekerjaan informal yang saat ini tertanggung program Siaga Kita. “Harapannya, ke depan seluruh pekerja informal dapat tercover dalam program Siaga Kita. Sehingga tidak ada lagi keluarga miskin baru di Kota Madiun,” jelasnya.
Komentar