Surabaya, mataramanews.com – Musyawarah Nasional Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) digelar. Ketua masyarakat ekonomi syariah (MES) Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak mengajak peserta Munas BPRS ini untuk memperkuat sinergi dalam pengembangan BPRS, khususnya di Jawa Timur.
“Kita harus memperkuat sinergi dalam pengembangan BPRS ini, seperti proses digitalisasi dan funding ini membutuhkan platform seperti kompartemen BPRS ini,” ujar Emil, Sabtu (7/12/2024).
Emil juga mendorong seluruh stakeholder agar bisa meningkatkan literasi ekonomi syariah kepada masyarakat. Menurutnya, masih banyak masyarakat yang belum memahami ekonomi syariah secara substansial.
“Banyak masyarakat yang masih mengira bahwa ekonomi syariah itu adalah berbisnis produksi sarung, kopiah atau sajadah saja. Padahal ekonomi syariah itu adalah bagaimana mengelola bisnisnya, itulah ekonomi syariah,” ulasnya.
Emil mencontohkan, ada salah satu platform startup di Jatim yang memberlakukan program deposito di BPR. Menurutnya, hal tersebut sangat bisa dikolaborasikan dengan BPRS.
“Ya di Jawa Timur ada yang namanya komunal, dan itu merupakan pendanaan yang anggarannya dari berbagai BPR untuk sebuah pinjaman kebutuhan investment atau pekerjaan,” ungkapnya.
Oleh karenanya, Emil juga menilai BPRS punya peluang yang besar dalam bersaing dengan Bank-bank Syariah besar di Indonesia jika bisa memanfaatkan teknologi digital.
“Yang menjadi challenge bagi BPRS kalau bersaing dengan Bank Syariah yang besar. Pertama adalah produk keuangan agak terbatas. Biasanya BPRS belum bisa membiayai project-project yang besar, pinjaman yang diberikan terbatas ukuran dan skalanya,” ujar Emil.
Bagi Emil, teknologi digital memungkinkan BPRS agar bisa memperluas area dan skala bisnisnya. Sehingga, dana yang diperoleh tidak hanya terbatas di sekitarnya saja.
“Adanya teknologi digital memungkinkan BPRS menjadi lebih efisien dalam beroperasi dan daya jangkaunya lebih luas. Cuman sejauh mana BPRS ini melakukan utilisasi teknologi. Salah satunya tentu bermitra dengan start up Komunal agar memperluas daya jangkau. Jadi BPRS tidak lagi terbatas dalam memperoleh dana dari sekitarnya,” tambah Suami Arumi Bachsin tersebut.
Terakhir, Emil menekankan pentingnya keseimbangan dalam sebuah tata kelola ekonomi syariah agar dapat berjalan efektif.
“Kita mencari equilibrium yang tepat dan menjaga tata kelola yang baik dan juga mendorong daya dukung serta daya lenting agar ekonomi syariah dapat berjalan secara efektif,” tutup Emil.
Komentar