Blora, Mataramanews.com — Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal, Yandri Susanto, menghadiri kegiatan panen benih sorgum tersertifikasi di lahan Kelompok Tani Barokah, Dukuh Gelam, Desa Kedungwungu, Kecamatan Todanan, Kabupaten Blora, pada Minggu pagi, (12/5).
Kegiatan ini merupakan inisiatif warga Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) dalam mendukung diversifikasi pangan nasional.
Dalam kesempatan tersebut, Menteri Yandri memberikan apresiasi atas peran aktif LDII dan Pemerintah Kabupaten Blora dalam pengembangan sorgum sebagai alternatif pangan strategis.
“Bagus ini, sorgum bisa menjadi alternatif bahan pangan masa depan. Apalagi harganya menguntungkan bagi petani. Saya setuju jika Blora dijadikan pusat pengembangan sorgum, tidak hanya untuk konsumsi tetapi juga untuk pembenihan unggul,” ujarnya.
Yandri juga menyatakan kesiapannya untuk mengoordinasikan lintas kementerian di bawah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian guna mendukung pengembangan sorgum lebih lanjut. Ia menekankan pentingnya paten terhadap benih sorgum tersertifikasi dari Blora agar dapat dikenal secara luas, termasuk di pasar internasional.
Ketua Umum DPP LDII, KH Chriswanto Santoso, yang turut hadir, menyampaikan bahwa pengembangan benih sorgum merupakan bagian dari kontribusi LDII dalam mendukung ketahanan dan kemandirian pangan nasional.
“Kami pilih Blora karena tanahnya cocok untuk sorgum. Apalagi kepala daerahnya sangat mendukung,” ujarnya.
Lahan yang dipanen kali ini seluas 0,5 hektare menggunakan varietas Super-1, yang ditanam sejak 17 Januari 2025. Panen dilakukan bukan untuk konsumsi, melainkan untuk pembenihan.
Tanaman sorgum ini memiliki potensi panen hingga tiga kali dari satu kali tanam. “Sudah ada pesanan dari petani di Ngawi dan Wonogiri. Di Blora, tanamannya bisa tumbuh tinggi dan hasilnya bagus,” tambah Chriswanto.
Selain pendampingan teknis, LDII juga berperan sebagai off taker yang menjamin penyaluran hasil panen. Pihaknya bahkan berencana mengusulkan langsung kepada Presiden agar pengembangan sorgum masuk dalam agenda strategis nasional.
“Kalau tidak ada yang membeli, buat apa kita minta petani tanam. Jadi kami siap salurkan hasil panen sorgum. Bahkan kami akan minta dukungan dari Kementerian Ekonomi Kreatif untuk mengembangkan produk turunannya,” tegasnya.
Sementara itu, Bupati Blora, Arief Rohman, menyampaikan terima kasih atas kontribusi LDII dalam memajukan pertanian lokal. Ia menilai sorgum sebagai tanaman multifungsi yang cocok dikembangkan di Blora.
“Blora punya populasi ternak sapi terbesar di Jawa Tengah. Jadi sorgum sangat cocok dikembangkan di sini,” kata Arief.
Ia berharap pengembangan sorgum dapat terintegrasi dengan sektor peternakan dan memperkuat posisi Blora sebagai lumbung pangan di Jawa Tengah. “Padi kita surplus sampai 70 persen, produsen tertinggi kelima di Jateng.
Jagung kita terbesar kedua setelah Grobogan. Ditambah tebu dan kini sorgum, posisi Blora makin kokoh sebagai sentra pangan nasional,” pungkasnya.
Komentar