Surabaya, Mataramanews.com – Drama pencopotan jabatan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair) disebut berakhir. Setelah sepekan secara resmi dicopot dari jabatannya, Prof Dr dr Budi Santoso SpOG FER atau yang akrab disapa Prof BUS kini resmi diangkat kembali sebagai Dekan FK.
Rektor Unair Prof M Nasih berseloroh, masalah pencopotan dekan hingga menjadi isu nasional hanya terjadi di kampus yang dipimpin, yakni Universitas Airlangga atau Unair.
“Hanya di Unair posisi dekan menjadi heboh seperti sekarang,” kata Prof Nasih usai salat ashar di Masjid Ulul ‘zmi kampus C, Selasa (9/7/2024).
Ya, kasus ini menjadi heboh karena Prof BUS dicopot tepat setelah dirinya menyampaikan penolakan terkait kebijakan Menkes Budi Gunadi Sadikin yang berencana mendatangkan dokter asing ke Tanah Air.
Saat itu Prof BUS menyatakan penolakan ini sebagai Dekan FK Unair. Dia meyakini bahwa Unair yang memiliki fakultas kedokteran, demikian halnya fakultas kedokteran di kampus lainnya, mampu memenuhi kebutuhan dokter umum maupun dokter spesialis sehingga tidak perlu mendatangkan dokter asing.
Menurut Prof BUS saat itu, Prof Nasih menganggapnya keliru dan menyalahi wewenang. Konsekuensi atas perbedaan pendapat tersebut, Prof BUS diminta mengundurkan diri atau diproses pemecatan.
Ancaman itu ternyata serius. Keesokan harinya, Selasa (2/7/2024), Prof BUS kembali diminta menemui rektor dan senat. Tapi salah satu guru besar FK Unair itu berhalangan karena sedang menjadi narasumber di Jakarta.
Keesokan harinya, Rabu (3/7/2024), Prof BUS menerima pemberitahuan tentang pemberhentian dirinya sebagai Dekan FK Unair. Surat Keputusan pemberhentian dekan FK Unair itu diterima pada Rabu sore.
Kabar pencopotan Prof BUS sebagai Dekan FK Unair karena sikapnya menolak rencana Menkes mendatangkan dokter asing dengan cepat menyebar. Dukungan datang dari sejumlah guru besar FK Unair hingga mereka menggelar aksi Bela Prof BUS. Rektor tetap bungkam, saat itu.
Sementara Menkes Budi Gunadi Sadikin membantah bahwa dirinya turut campur dalam pencopotan Prof BUS sebagai Dekan FK Unair. Menurutnya, pencopotan Prof BUS merupakan kebijakan internal kampus Unair.
Tapi belakangan terkuak fakta baru, bahwa ternyata Menkes Budi merupakan salah satu anggota Majelis Wali Amanat (MWA) Unair dari unsur masyarakat. Tugas MWA Unair ini cukup krusial, yakni menjalankan fungsi penetapan dan pertimbangan pelaksanaan kebijakan umum.
Prof Nasih selaku rektor membantah adanya campur tangan Menkes Budi Gunadi Sadikin dalam hal pencopotan Prof BUS meskipun yang bersangkutan merupakan anggota MWA Unair. Menkes Budi menjadi anggota MWA bersama sejumlah menteri seperti Nadiem Makarim, Muhajir Effendi serta Wapres Ma’ruf Amin.
“Oh Enggak. Nggak ada,” kata Nasih.
Terlepas dari polemik itu, Prof BUS kini telah mendapatkan kembali jabatannya sebagai Dekan FK Unair yang telah seminggu tidak lagi dia jabat. Prof Nasih menyatakan, mulai besok, Rabu (10/7), Prof BUS sudah bisa kembali ngantor sebagai Dekan FK.
Nasih menyatakan pengangkatan kembali Prof BUS sebagai Dekan FK Unair ini menjadi akhir cerita dari polemik pencopotan Dekan FK usai penolakan rencana Menkes mendatangkan dokter asing.
“Selanjutnya tentu saya memohon maaf kalau ada kawan-kawan media, karena cerita serial ini sudah berakhir sampai di sini. Soal administratif saya tidak tahu, nanti bagian hukum. Terpenting mulai besok pagi beliau mulai ngantor kembali,” katanya.
Komentar