Magetan – Hampir 3 atau 4 pekan ini harga beras terus melambung bahkan beberapa kali mencetak rekor, hal ini terjadi bukan pada beras premium, tetapi juga beras medium.
Berdasarkan data Panel Harga Badan Pangan, Minggu (25/2/2024) kemarin harga beras premium turun sekitar Rp. 390 ke harga Rp. 15.870/kg. Meskipun telah meninggalkan titik tertinggi, harga tersebut masih tergolong tinggi. Sementara harga beras medium naik Rp. 170 ke Rp. 14.390/kg.
Harga tersebut sudah jauh melampai harga eceran tertinggi (HET) yang di tetapkan pemerintah.
Sebagai ingormasi, berdasarkan Peraturan Badan Pangan Nasional No. 7/2023 adalah Rp. 10.900/kg sedangkan beras premium Rp. 13.900/kg.
Menurut salah satu pedagang sembako yang mangkal di Jalan Jaksa Agung Suprapto Magetan, Susi mengatakan kami kulakaan dari tempat gilingan padi di dua tempat harga sudah mahal, kami ini kan sebagai pengecer wajar menaikkan sedikit dari harga penggiling padi.
“Kalau menurut penggiling padi mereka menjelaskan hal ini dikarenakan faktor perubahan iklim yang tidak menentu jadi penyebabnya tanaman oadi petani gagal, hingga menyebabkan harga beras di pasaran menjadi naik,”terang Susi, Senin (26/2/2023).
Ditambahkan Luluk pedagang sembako yang Mangkal di Jalan Sumatera Magetan menjelaskan, saya pedagang merasa bingung mas, sudah 4 pekan ini harga beras melambung tinggi banget, contohnya hari ini saya jual Rp. 75.000/5kg baras banyak orang yang belanja begitu stok abis, baras datang dari penggiling kita sudah tidak bisa jual Rp. 75.000/5kg harus jual Rp. 77.000/5kg, itu contoh beberapa pekan ini.
“Biasanya juragan saya itu dapat barang murah dari desa-desa, kita bisa jual Rp. 70.000/5kg itu tanpa merk pelanggan kami senang banget karena berasnya murah rasanya juga enak pulen,”beber Luluk.
Baca Juga Aktivis Anti Korupsi ini Harap Bantuan Senilai 400 Juta Melalui Belanja Hibah Uang Diskominfo Asahan yang Diterima PWI dan IWO Dapat Terealisasi Dengan Baik
Kemarin juragan saya sempat bilang katanya mau dapat beras dari bulog namun hingga saat ini belum pernah ada beras dari bulog.
“Katanya Bulog mau mengeluarin DO asal ada rekomendasi dari Dinas Perdagangan dan Perindustrian Magetan atau dari Dinas Pertanian Magetan, padahal kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian itu teman sekolah juragan saya dan Kabid yang membidangi di Dinas Pertanian Magetan itu sahabat juragan saya nyatanya juga tidak bisa meng Acc untuk mendapatkan beras Bulog,”papar Luluk.
Engkak tahu kata juragan saya saat sekarang programnya di pasar lalu swalayan dan banyak alasan, padahal juragan saya itu punya 2 swalayan, juga punya kios di pasar tapi nyatanya masih belum bisa mendapatkan beras dari bulog.
“Tapi anehnya kalau saya lihat di FB banyak orang yang jualan beras bulog entah itu di pasar Plaosan atau wilayah Maospati,”ucap Luluk.
Juragan saya juga bilang apabila dapat DO beras dari bulog tokonya dan swalayanya disuruh pasang bener yang bertuliskan Toko ini jual beras Bulog dengan harga HET yang di tentukan Bulog juga sudah siap.
“Tapi nyatanya hapir 3 bulan ini semua hanya omong doang, padahal pelanggan kami sudah senang mendengar cerita dari saya,”pungkas Luluk.
Komentar