Emak-emak di Madiun Latih Anak Berkebutuhan Khusus Menganyam Tas, Komunikasi Tak Jadi Halangan

Daerah102 Dilihat

MADIUN,mataramanews.com – Puluhan ibu-ibu pengrajin tas anyam plastik yang tergabung dalam Krisajo (Kriya Sarinah Sambirejo) menyalurkan keterampilannya ke siswa Sekolah Luar Biasa (SLB) Dharma Wanita Kecamatan Jiwan, Kabupaten Madiun, Senin (27/12/2021).

Dengan telaten, ibu-ibu tersebut memberikan pelatihan menganyam tas kepada para Anak Berkebutuhan Khusus (ABK).

Ketua Paguyuban Krisajo, Siti Maunah mengatakan dirinya langsung menerima ketika mendapatkan tawaran berbagi ilmu dengan para siswa ABK.

Menurut Siti, menjadi sebuah kebanggaan bagi paguyubannya bisa menyalurkan keterampilan menganyam tas kepada para siswa ABK yang diharapkan bisa menjadi bekal masa depannya kelak.

Walaupun tak dipungkiri ada tantangan tersendiri ketika memberikan pelatihan kepada para siswa berkebutuhan khusus tersebut.

“Pastinya (tantangan) ada dibandingkan kita mengajari orang normal. Tapi Alhamdulillah di sini didampingi beberapa guru, jadi kita terbantu komunikasinya,” kata Siti, ditemui di SLB Dharma Wanita Jiwan, Senin (27/12/2021).

Kepada para siswa ABK, ibu-ibu Krisajo memberikan pengetahuan dulu seputar tas plastik yang dibuat dari menganyam tali straping.

“Pertama kita harus mengenal tas dasar dulu. Kita ajari tas keranjang. Kalau sudah bisa membuat tas dasar nanti bisa dikembangkan jadi berbagai model tas, mulai dari batikan atau tas dekopin,” lanjutnya.

Siti pun bersyukur, para siswa ABK bisa dengan cepat menangkap dan mempraktikkan teknik anyam yang diajarkan emak-emak Krisajo.

Sementara itu, Kepala Sekolah SLB Dharma Wanita Jiwan, Guntur Kadarusman mengatakan anak-anak yang ikut pelatihan adalah siswa tuna rungu dan tuna grahita.

“Sebelum melakukan pelatihan saya mengadakan pembicaraan dengan ibu-ibu Krisanjo bahwa anak-anak yang dilatih adalah anak-anak tuna rungu. Untuk itu guru-guru ikut mendampingi,” jelas Guntur.

Pelatihan tersebut rencananya dilaksanakan selama tiga hari hingga Rabu (29/12/2021) nanti.

Guntur memilih pelatihan anyaman tas karena ia berpikir anak-anak didiknya pasti bisa menganyam dan hasil tas Krisajo sudah terbukti digemari banyak kalangan.

“Selain itu kami sudah bisa memproduksi jenis tas jahit sehingga nanti bisa memperbanyak jenis-jenis tas yang bisa diproduksi oleh siswa kami,” jelas Guntur.

Guntur berharap dengan banyaknya jenis tas yang bisa dibuat oleh anak didiknya, SLB Dharma Wanita Jiwan bisa terkenal sebagai sekolah pembuat tas unggulan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *