Madiun, Mataramanews.com – Setiap 1 Oktober, Pemkab Madiun melaksanakan Upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila di Monumen Kresek, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun.
Hal ini sebagai bentuk pengingat bagi semua utamanya generasi muda, bahwa pada 75 tahun silam di monumen ini terjadi tragedi kelam yang dilakukan oleh PKI.
Dimana saat itu para tokoh agama, tokoh masyarakat maupun aparat pemerintah menjadi korban kebiadaban partai terlarang itu.
Selaku Inspektur Upacara, Pj Bupati Madiun Ir H Tontro Pahlawanto, dan dihadiri oleh Ketua DPRD Fery Sudarsono, Forkopimda, para pimpinan OPD dan para camat.
Sedangkan peserta upacara dari TNI/Polri, ASN, mahasiswa, pelajar dan perwakilan perguruan pencak silat. Dalam upacara ini juga dilakukan Pembacaan Ikrar, Pembacaan Pembukaan UUD 1945 dan pembacaan teks Pancasila oleh Inspektur Upacara.
Upacara yang mengambil tema ‘Pancasila Pemersatu Bangsa Menuju Indonesia Maju’ ini berlangsung penuh khidmat.
Seusai upacara, Pj. Bupati Madiun didampingi istri dan undangan bersama pelajar menuju patung yang disampingnya terdapat dinding relief yang menggambarkan aksi heorik TNI dibantu masyarakat Madiun yang saat itu berhasil memukul mundur PKI dari bumi Madiun.
Dalam kesempatan ini, pemandu Monumen Kresek, Gayeng dihadapan para pelajar dan mahasiswa juga menceritakan kekejaman PKI yang sama sekali tidak patut untuk ditiru.
Ditemui wartawan Pj. Bupati Madiun mengatakan kegiatan ini untuk mengingatkan kembali, bahwa pemberontakann PKI merupakan sejarah yang sangat pahit yang ada di lingkungan masyarakat Kabupaten Madiun.
Dengan upacara ini, kiranya dapat menjadikan sebuah peringatan bagi seluruh masyarakat agar gerakan yang dilakukan PKI tidak boleh tumbuh lagi karena dapat mengancam keutuhan NKRI.
Ditanya untuk menghapus stigma Madiun yang sering dikaitkan dengan gerakan partai terlarang itu, Pj. Bupati Madiun menegaskan jika mulai 5 tahun belakangan ini dunia Pendidikan di Kabupaten Madiun diperkaya muatan lokal terkait sejarah di Kabupaten Madiun.
Karena di luaran sana banyak masyarakat menilai bahwa pemberontakan PKI dilakukan oleh masyarakat Madiun, padahal yang benar adalah Kabupaten Madiun hanya ketempatan saja, dan bukan basis pemberontakan PKI.
“Kita di sini (Kabupaten Madiun) hanya ketempatan saja, dan yang melakukan pemberontakan itu bukan masyarakat Kabupaten Madiun. Untuk itu, kita berikan pelajaran muatan lokal baik untuk SD maupun SMP di Kabupaten Madiun agar mereka tidak keliru,” ujar Pj. Bupati Madiun.
Komentar