Ngawi – Atap kelas di SDN 7 Desa Sidolaju Kecamatan Widodaren Ngawi runtuh dan membuat proses belajar mengajar terganggu. Sebagian para murid terpaksa harus belajar di ruang Musala dan perpustakaan.
“Betul atap kelas tiga SDN Sidolaju 7 runtuh alhamdulillah tidak ada korban karena saat runtuh masih pagi,” ujar Kepala Desa Sidolaju, Karminto saat dikonfirmasi media Jumat (22/7/2022).
Atap yang runtuh tersebut, kata Karminto, yakni ruang kelas 3. Namun kondisi atap ruang kelas 1 dan 2 juga rawan runtuh. Untuk murid kelas 2 belajar di musala lingkungan desa Sidolaju dan kelas 1 dan 3 belajar ruang perpustakaan
Sementara itu, guru kelas SDN Sidolaju 7, Rina Wijayawati menjelaskan bahwa atap kelas yang runtuh tersebut sudah dikosongkan sejak sebelum libur sekolah lalu. Hal ini karena pihak sekolah sudah mengetahui kondisi kelas yang rawan runtuh atapnya.”Untuk 1 dan 3 belajar di ruang perpustakaan disekat dan kelas 2 belajar di musala desa,” kata Karminto.
“Itu sebenarnya sudah dikosongkan tidak dipakai untuk belajar karena sudah dilaporkan di Dinas kalau rawan runtuh atapnya. Jadi saat runtuh tidak dipakai kelasnya,” ungkap Rina.
Rina mengungkapkan jumlah murid yang proses belajar mengajar terganggu total ada 20 siswa yakni kelas 3 ada lima murid, kelas 1 ada delapan murid dan kelas 2 ada tujuh murid. Proses belajar mengajar kelas 1, 2 dan 3 memang berpindah ruang sejak sebelum atap runtuh.
“Total ada 20 murid yang terganggu proses belajar dengan rincian jumlah murid kelas tiga hanya 5, kelas satu ada 8 dan kelas tiga ada 7. Aling banyak kelas enam ada 17 sedangkan kelas empat dan lima total 13,” tandas Rina.
Rina menambahkan bahwa runtuhnya atap kelas tiga tersebut terjadi pada hari Selasa (19/7) sekitar waktu salat subuh. “Kejadian sudah kemarin hari Selasa pagi saat waktu salat subuh,” tandasnya.
Komentar