oleh

Produksi Tinggi, Kakao Kabupaten Madiun Belum Diolah Maksimal

Madiun,mataramanews.com – Pemkab Madiun berupaya meningkatkan nilai jual hasil panen dari komoditas perkebunan. Langkahnya, seperti merintis fermentasi biji kakao atau coklat agar memiliki nilai ekonomis lebih tinggi dibandingkan dijual langsung kepada pabrik melalui tengkulak dari Blitar, Mojokerto, dan Tangerang.

“Kalau semuanya bisa diolah di sini, tentunya akan mampu meningkatkan perekonomian warga,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Madiun, Sodiq Heri Purnomo, Senin (23/3/2021).

1. Padahal kualitasnya nomor 1

Ia menyatakan, selama ini masih banyak petani yang langsung menjual hasil panen biji kakao tanpa mengolahnya terlebih dulu. Komoditas itu masih basah atau setelah dikeluarkan dari buahnya. Kondisi ini terjadi karena belum banyak yang mengetahui teknis fermentasi.

Di sisi lain, menurut Sodiq, sebagian kakao hasil panen yang telah difermentasi memiliki kualitas bagus. “Berdasarkan hasil uji laboratorium pusat penelitian kopi dan kakao di Jember, kakao dari sini (yang telah difermentasi) sudah tipe A atau tipe tinggi untuk aromanya,” ia menjelaskan.

2. Dikembangkan di lima kecamatan

Produksi Tinggi, Kakao Kabupaten Madiun Belum Diolah Maksimal  

Selain itu, produksi kakao di Kabupaten Madiun menjadi salah satu yang tertinggi di Jawa Timur. Dalam setahunnya, rata-rata mencapai 850 ton. Adapun rinciannya, pada 2018 sebanyak 848, 90 ton, tahun 2019 meningkat menjadi 860, 10 ton dan 2020 sebanyak 881,24 ton.

Hasil panen itu didapat dari budidaya di lahan dengan luas sekitar 4.300 – 4.600 hektare. Lokasinya tersebar di sejumlah kecamatan, yakni Kare, Dagangan, Gemarang, Dolopo, Pilangkenceng, dan Saradan.”Yang paling luas lahannya di Kare. Ada 1.500 hektare yang ditanami kakao,” ujar mantan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Madiun itu.

3. Dikembangkan sebagai agro industri

Produksi Tinggi, Kakao Kabupaten Madiun Belum Diolah Maksimal  

Sodiq menyatakan, kakao merupakan salah satu komoditas pertanian yang menjadi andalan Kabupaten Madiun. Oleh karena itu, perluasan lahan terus dilakukan di lereng Gunung Wilis. Ini seiring dengan rencana dari Pemprov Jawa Timur yang menjadikan kawasan selingkar Wilis menjadi terpadu. Salah satunya masuk wilayah Kabupaten Madiun.

Program pembangunan itu untuk meningkatkan nilai tambah agro industri, pengembangan agropolitan. Di Kabupaten terdapat 10 sektor unggulan termasuk kakao dan kopi di bidang perkebunan.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *